Khutbah Jumat: Cara Allah Meneguhkan Orang Beriman dari Syahwat dan Syubhat Zaman Ini – Rumaysho.Com



 

 

Allah Ta’ala berfirman,

يُثَبِّتُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِٱلْقَوْلِ ٱلثَّابِتِ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ ٱللَّهُ ٱلظَّٰلِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ

Arab-Latin: Yuṡabbitullāhullażīna āmanụ bil-qauliṡ-ṡābiti fil-ḥayātid-dun-yā wa fil-ākhirah, wa yuḍillullāhuẓ-ẓālimīn, wa yaf’alullāhu mā yasyā`

Artinya: Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (QS. Ibrahim: 27)

Dalam Tafsir Al-Mukhtashar disebutkan:

يُثَبِّتُ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ بِكَلِمَةِ التَّوْحِيدِ الثَّابِتَةِ إِيمَانًا تَامًّا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا حَتَّى يَمُوتُوا وَهُمْ عَلَى الْإِيمَانِ، وَفِي الْبَرْزَخِ فِي قُبُورِهِمْ عِنْدَ السُّؤَالِ، وَيُثَبِّتُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ بِالشِّرْكِ بِاللَّهِ وَالْكُفْرِ بِهِ عَنِ الصَّوَابِ وَالرُّشْدِ، وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ مِنْ إِضْلَالِ مَنْ أَرَادَ إِضْلَالَهُ بِعَدْلِهِ، وَمِنْ هِدَايَةِ مَنْ شَاءَ هِدَايَتَهُ بِفَضْلِهِ، فَلَا مُكْرِهَ لَهُ سُبْحَانَهُ.

Allah meneguhkan hati orang-orang beriman melalui kalimat tauhid yang kokoh, yaitu keimanan yang sempurna, selama mereka hidup di dunia hingga wafat dalam keadaan beriman. Allah juga meneguhkan mereka di alam barzakh, di kubur mereka saat menghadapi pertanyaan kubur, dan di Hari Kiamat. Sebaliknya, Allah menyesatkan orang-orang zalim yang menyekutukan-Nya dan mengingkari keimanan dari jalan yang benar. Allah melakukan apa yang Dia kehendaki, baik menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dengan keadilan-Nya, maupun memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki dengan karunia-Nya. Tidak ada yang dapat memaksa kehendak-Nya.

Penjelasan yang cukup mendetail dan sangat dalam disampaikan oleh Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di sebagai berikut.

يُخْبِرُ تَعَالَى أَنَّهُ يُثَبِّتُ عِبَادَهُ الْمُؤْمِنِينَ؛ أَيِ: الَّذِينَ قَامُوا بِمَا عَلَيْهِمْ مِنَ الْإِيمَانِ الْقَلْبِيِّ التَّامِّ، الَّذِي يَسْتَلْزِمُ أَعْمَالَ الْجَوَارِحِ وَيُثَمِّرُهَا، فَيُثَبِّتُهُمُ اللَّهُ: فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا عِنْدَ وُرُودِ الشُّبُهَاتِ بِالْهِدَايَةِ إِلَى الْيَقِينِ، وَعِنْدَ عُرُوضِ الشَّهَوَاتِ بِالْإِرَادَةِ الْجَازِمَةِ عَلَى تَقْدِيمِ مَا يُحِبُّهُ اللَّهُ عَلَى هَوَى النَّفْسِ وَمُرَادِهَا، وَفِي الْآخِرَةِ عِنْدَ الْمَوْتِ بِالثَّبَاتِ عَلَى الدِّينِ الْإِسْلَامِيِّ وَالْخَاتِمَةِ الْحَسَنَةِ، وَفِي الْقَبْرِ عِنْدَ سُؤَالِ الْمَلَكَيْنِ لِلْجَوَابِ الصَّحِيحِ إِذَا قِيلَ لِلْمَيِّتِ: مَنْ رَبُّكَ؟ وَمَا دِينُكَ؟ وَمَنْ نَبِيُّكَ؟ هَدَاهُمُ لِلْجَوَابِ الصَّحِيحِ بِأَنْ يَقُولَ الْمُؤْمِنُ: اللَّهُ رَبِّي، وَالْإِسْلَامُ دِينِي، وَمُحَمَّدٌ نَبِيِّي.

﴿وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ﴾: عَنِ الصَّوَابِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَا ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلَكِنَّهُمْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ.

وَفِي هَذِهِ الْآيَةِ دَلَالَةٌ عَلَى فِتْنَةِ الْقَبْرِ وَعَذَابِهِ وَنَعِيمِهِ؛ كَمَا تَوَاتَرَتْ بِذَلِكَ النُّصُوصُ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ فِي الْفِتْنَةِ وَصِفَتِهَا وَنَعِيمِ الْقَبْرِ وَعَذَابِهِ.

Allah mengabarkan bahwa Dia akan meneguhkan hati hamba-hamba-Nya yang beriman, yaitu mereka yang melaksanakan kewajiban keimanan dengan sempurna, baik secara hati maupun anggota tubuh. Keimanan tersebut mengakar dalam hati dan membuahkan amal perbuatan yang baik.

  1. Di Dunia
    • Allah meneguhkan hati mereka saat menghadapi syubhat (kerancuan dalam keyakinan) dengan memberikan hidayah menuju keyakinan yang kokoh.
    • Ketika dihadapkan pada syahwat (keinginan hawa nafsu), Allah menguatkan mereka dengan kemauan yang kuat untuk mendahulukan apa yang dicintai Allah daripada keinginan diri.
  2. Di Akhirat
    • Saat kematian, Allah meneguhkan mereka untuk tetap berada di atas agama Islam hingga mereka meninggal dalam keadaan husnul khatimah.
    • Di alam kubur, ketika ditanya oleh malaikat Munkar dan Nakir tentang siapa Tuhanmu, apa agamamu, dan siapa nabimu, Allah memberi mereka kemampuan untuk menjawab dengan benar:

      “Tuhanku adalah Allah, agamaku adalah Islam, dan Nabiku adalah Muhammad.”

  3. Bagi Orang-Orang Zalim
    Sebaliknya, Allah menyesatkan orang-orang yang zalim di dunia dan akhirat. Mereka disesatkan dari jalan yang benar, tetapi hal itu terjadi karena mereka telah menzalimi diri mereka sendiri dengan kekufuran dan kemaksiatan.

Menurut Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Ighotsatul Lahfan fii Mashoyidisy Syaithon: Hati yang sehat adalah hati yang bersih dari berbagai penyakit yang dapat merusak keimanan. Ciri utama hati yang sehat, di antaranya:

  1. Bersih dari syahwat
    • Tidak tergoda oleh keinginan atau hawa nafsu yang menyimpang dari perintah dan larangan Allah.
    • Hati yang sehat selalu tunduk kepada aturan Allah dan tidak melampaui batas yang telah ditentukan oleh-Nya.
  2. Bersih dari syubhat
    • Tidak terpengaruh oleh keraguan atau pemikiran yang bertentangan dengan kebenaran yang disampaikan dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah ﷺ.
    • Hati ini memiliki keyakinan yang kokoh terhadap kebenaran agama Islam.

 

Contoh Penyakit Syubhat dan Syahwat di Masa Kini

1. Penyakit Syubhat

Penyakit syubhat adalah keraguan atau ketidakpastian dalam keyakinan yang dapat menggoyahkan iman. Berikut adalah beberapa contohnya:

  • Pemahaman agama yang salah:
    Misalnya, munculnya pandangan bahwa semua agama sama-sama benar, atau keyakinan bahwa syariat Islam tidak relevan di zaman modern. Pandangan seperti ini mengaburkan kebenaran dan membawa keraguan terhadap ajaran Islam.
  • Ideologi liberalisme dan sekularisme:
    Anggapan bahwa agama hanya urusan pribadi dan tidak boleh terlibat dalam kehidupan publik atau politik adalah syubhat yang bertentangan dengan ajaran Islam yang menyeluruh.
  • Keraguan terhadap hukum Islam:
    Misalnya, mempertanyakan keadilan hudud (hukum pidana Islam) atau kewajiban berhijab karena dianggap tidak sesuai dengan hak asasi manusia modern.
  • Misinformasi agama di media sosial:
    Banyak orang mudah terpengaruh oleh informasi agama yang tidak jelas sumbernya atau dipelintir oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

2. Penyakit Syahwat

Penyakit syahwat adalah hawa nafsu yang menyimpang yang mendorong seseorang untuk melanggar aturan Allah. Contoh-contohnya:

  • Pornografi dan zina:
    Mudahnya akses ke pornografi dan normalisasi zina di kalangan masyarakat merupakan contoh nyata penyakit syahwat di zaman sekarang.
  • Kecanduan media sosial:
    Menghabiskan waktu berlebihan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti mengejar popularitas, pamer, atau membandingkan hidup dengan orang lain, adalah bentuk syahwat dalam mencintai dunia.
  • Hedonisme dan materialisme:
    Obsesi terhadap harta, gaya hidup mewah, dan kemewahan duniawi sering membuat seseorang melupakan akhirat.
  • Penyalahgunaan kekuasaan:
    Menggunakan jabatan atau kekuasaan untuk keuntungan pribadi, seperti korupsi, adalah bentuk syahwat terhadap harta dan status.

 

Ibnul Qayyim berkata:

جِماعُ أَمراضِ القَلبِ هِيَ أَمراضُ الشُّبُهاتِ وَالشَّهَوَاتِ، وَالقُرآنُ شِفاءٌ لِلنَّوعَينِ، فَفِيهِ مِنَ البَيِّنَاتِ وَالبَراهِينِ القَطعِيَّةِ ما يُبَيِّنُ الحَقَّ مِنَ البَاطِلِ، فَتَزُولُ أَمراضُ الشُّبَهِ المُفسِدَةِ لِلعِلمِ وَالتَّصَوُّرِ وَالإِدراكِ بِحَيثُ يَرَى الأَشياءَ عَلَى ما هِيَ عَلَيهِ…

وَأَمَّا شِفَاؤُهُ لِمَرَضِ الشَّهَوَاتِ، فَذَلِكَ بِمَا فِيهِ مِنَ الحِكمَةِ وَالمَوعِظَةِ الحَسَنَةِ بِالتَّرغِيبِ وَالتَّرهِيبِ وَالتَّزهِيدِ فِي الدُّنيَا وَالتَّرغِيبِ فِي الآخِرَةِ، وَالأَمثَالِ وَالقَصَصِ الَّتِي فِيهَا أَنوَاعُ العِبَرِ وَالاستِبصَارِ، فَيَرغَبُ القَلبُ السَّلِيمُ إِذَا أَبصَرَ ذَلِكَ فِيمَا يَنفَعُهُ فِي مَعَاشِهِ وَمَعَادِهِ، وَيَرغَبُ عَمَّا يَضُرُّهُ، فَيَصِيرُ القَلبُ مُحِبًّا لِلرُّشدِ مُبغِضًا لِلغَيِّ. انتهى.

“Sumber utama penyakit hati adalah penyakit syubhat (keraguan) dan syahwat (hawa nafsu). Al-Qur’an adalah obat untuk kedua jenis penyakit ini. Di dalamnya terdapat penjelasan-penjelasan yang jelas dan bukti-bukti yang meyakinkan, yang membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Dengan demikian, penyakit syubhat yang merusak ilmu, pemahaman, dan persepsi dapat hilang. Hati akan mampu melihat sesuatu sesuai dengan hakikatnya.

Adapun Al-Qur’an sebagai obat untuk penyakit syahwat, hal itu terdapat dalam kandungannya yang penuh dengan hikmah dan nasihat yang baik. Al-Qur’an memberikan dorongan dan ancaman, mengingatkan agar tidak terlalu mencintai dunia, serta memberikan motivasi untuk mengejar kehidupan akhirat. Di dalamnya terdapat perumpamaan dan kisah-kisah yang penuh pelajaran dan hikmah. Dengan itu, hati yang sehat akan terdorong untuk memilih hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhiratnya, serta menjauh dari segala yang membahayakannya. Akhirnya, hati menjadi mencintai petunjuk dan membenci kesesatan.”

 

Cara Mengatasi

  • Mengatasi Syubhat: Dengan memperbanyak ilmu agama yang benar, bertanya kepada ulama yang kompeten, dan menjauhi sumber-sumber informasi yang tidak jelas.
  • Mengatasi Syahwat: Dengan memperkuat ketakwaan, mengendalikan hawa nafsu melalui puasa, memperbanyak ibadah, dan selalu mengingat akhirat.

Semoga Allah memberikan kita hati yang bersih dan kuat untuk menghadapi syubhat dan syahwat di masa kini.

 



Sumber : https://rumaysho.com/39556-khutbah-jumat-cara-allah-meneguhkan-orang-beriman-dari-syahwat-dan-syubhat-zaman-ini.html

© 2025 Naajiya TV - WordPress Theme by WPEnjoy