Kisah Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang berinteraksi dengan seorang pencuri mengungkap keutamaan Ayat Kursi sebagai pelindung dari gangguan setan. Melalui peristiwa ini, kita belajar pentingnya mengamalkan Ayat Kursi dalam kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan perlindungan dan keberkahan dari Allah Ta’ala.
Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, Kitab Al-Fadhail (Kitab Keutamaan)
ِبَابُ الحَثِّ عَلَى سُوَرٍ وَآيَاتٍ مَخْصُوْصَةٍ
Bab 183. Anjuran Membaca Surah dan Ayat Tertentu
Hadits #1020
١٠٢٠ – وعن أَبي هريرة – رضي الله عنه – قَالَ: وَكَّلَنِي رسولُ الله – صلى الله عليه وسلم – بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ، فَأتَانِي آتٍ فَجَعَلَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَام، فَأخَذْتُهُ فقُلتُ: لأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رسولِ الله – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: إنِّي مُحْتَاجٌ، وَعَليَّ عِيَالٌ، وَبِي حَاجَةٌ شَدِيدَةٌ، فَخَلَّيْتُ عَنْهُ، فَأصْبَحْتُ، فَقَالَ رسول الله – صلى الله عليه وسلم: «يَا أَبَا هُريرة، مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ البَارِحَةَ؟» قُلْتُ: يَا رسول الله، شَكَا حَاجَةً وَعِيَالًا، فَرحِمْتُهُ فَخَلَّيْتُ سَبيلَهُ. فَقَالَ: «أمَا إنَّهُ قَدْ كَذَبَكَ وَسَيَعُودُ»فَعَرَفْتُ أنَّهُ سَيَعُودُ، لقولِ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – فَرَصَدْتُهُ، فَجاء يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ، فَقُلتُ: لأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رسول الله – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: دَعْنِي فَإنِّي مُحْتَاجٌ، وَعَلَيَّ عِيَالٌ لَا أعُودُ، فَرحِمْتُهُ فَخَلَّيْتُ سَبيلَهُ، فَأصْبَحْتُ فَقَالَ لي رسول الله – صلى الله عليه وسلم: «يَا أَبَا هُريرة، مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ البَارِحَةَ؟» قُلْتُ: يَا رسول الله، شَكَا حَاجَةً وَعِيَالًا، فَرحِمْتُهُ فَخَلَّيْتُ سَبيلَهُ. فَقَالَ: «إنَّهُ قَدْ كَذَبَكَ وَسَيَعُودُ» فَرَصَدْتُهُ الثَّالثَة، فَجاء يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ فَأخَذْتُهُ،فَقُلتُ: لأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رسولِ الله – صلى الله عليه وسلم – وهذا آخِرُ ثلاثِ مَرَّاتٍ أنَّكَ تَزْعُمُ أنَّكَ لَا تَعُودُ! فَقَالَ:دَعْنِي فَإنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ يَنْفَعُكَ اللهُ بِهَا، قُلْتُ: مَا هُنَّ؟ قَالَ: إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الكُرْسِيِّ، فَإنَّهُ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ الله حَافِظٌ، وَلَا يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ، فَأصْبَحْتُ، فَقَالَ لي رسولُ الله – صلى الله عليه وسلم: «مَا فَعَلَ أسِيرُكَ البَارِحَةَ؟» قُلْتُ: يَا رسول الله، زَعَمَ أنَّهُ يُعَلِّمُنِي كَلِمَاتٍ يَنْفَعُنِي اللهُ بِهَا، فَخَلَّيْتُ سَبيلَهُ،قَالَ: «مَا هِيَ؟» قُلْتُ: قَالَ لي: إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَة الكُرْسِيِّ مِنْ أوَّلِهَا حَتَّى تَخْتِمَ الآية: {اللهُ لَا إلَهَ إِلَاّ هُوَ الحَيُّ القَيُّومُ} وقال لِي: لَا يَزَالُ عَلَيْكَ مِنَ اللهِ حَافِظٌ، وَلَنْ يَقْرَبَكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ. فَقَالَ النبيُّ – صلى الله عليه وسلم:«أمَا إنَّهُ قَدْ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ، تَعْلَمُ مَنْ تُخَاطِبُ مُنْذُ ثَلَاثٍ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ؟» قُلْتُ: لَا. قَالَ: «ذَاكَ شَيْطَانٌ». رواه البخاري. (١)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu, ia bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pernah menugaskannya untuk menjaga zakat Ramadan. Suatu malam, datanglah seseorang yang berusaha mengambil makanan. Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu menangkap orang tersebut dan berkata, “Aku akan melaporkanmu kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.” Orang itu pun memohon, “Sungguh, aku sangat membutuhkan makanan ini, karena aku memiliki keluarga yang banyak untuk dinafkahi.” Merasa iba, Abu Hurairah pun melepaskannya.
Keesokan harinya, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bertanya, “Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawananmu tadi malam?” Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu menjawab, “Ia mengadukan kondisi keluarganya yang banyak dan kebutuhannya yang mendesak, sehingga aku merasa iba dan membebaskannya.” Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Ia telah berdusta, dan dia akan kembali lagi.”
Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu pun yakin bahwa orang itu akan datang lagi, sesuai sabda Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Malam berikutnya, orang itu kembali untuk mengambil makanan, dan Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu menangkapnya lagi. Ia berkata, “Aku akan melaporkanmu kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.” Namun, orang itu kembali memohon, “Lepaskan aku! Aku sangat membutuhkan makanan ini untuk keluargaku. Aku bersumpah tidak akan kembali lagi.” Merasa iba, Abu Hurairah melepaskannya untuk kedua kalinya.
Keesokan harinya, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam kembali bertanya, “Apa yang dilakukan oleh tawananmu tadi malam?” Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu menjawab, “Ia memohon belas kasihanku dengan alasan yang sama, dan aku merasa iba sehingga membebaskannya.” Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Ia telah membohongimu, dan dia pasti akan kembali.”
Pada malam ketiga, Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu kembali berjaga dengan lebih waspada. Orang itu pun datang lagi untuk mengambil makanan, dan Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu langsung menangkapnya. Ia berkata, “Ini adalah kali ketiga kamu berjanji tidak akan kembali, tetapi nyatanya kamu melanggar janjimu. Kali ini aku akan benar-benar melaporkanmu kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.” Orang itu kemudian berkata, “Lepaskan aku, dan sebagai gantinya, aku akan mengajarkanmu beberapa kalimat yang bermanfaat bagimu.” Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu bertanya, “Apa itu?” Orang itu menjawab, “Apabila engkau hendak tidur, bacalah Ayat Kursi. Dengan membaca ayat ini, Allah akan melindungimu, dan syaitan tidak akan mendekatimu hingga pagi hari.” Mendengar itu, Abu Hurairah pun melepaskannya.
Keesokan harinya, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bertanya, “Apa yang dilakukan oleh tawananmu tadi malam?” Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu menjawab, “Ia mengajarkan beberapa kalimat yang katanya bermanfaat bagiku, sehingga aku membebaskannya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa kalimat itu?” Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu menjawab, “Ia berkata: Apabila engkau hendak tidur, bacalah Ayat Kursi—dari awal hingga akhir—’Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qayyum,‘ maka Allah akan melindungimu, dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi hari.” Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Kali ini ia berkata benar, meskipun ia adalah pendusta. Tahukah kamu siapa yang berbicara denganmu selama tiga malam ini?” Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu menjawab, “Tidak.” Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam berkata, “Dia adalah setan.” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 2311]
Faedah Hadits
- Setan terkadang mengetahui hal yang bermanfaat bagi orang Mukmin.
- Orang fajir (ahli maksiat) terkadang mendapatkan hikmah tetapi tidak dapat mengambil manfaat darinya, dan terkadang diambil darinya hikmah yang bermanfaat untuk orang lain.
- Seseorang ada kalanya mengetahui sesuatu, tetapi ia tidak mau mengamalkannya.
- Orang kafir terkadang berbuat jujur sebagaimana orang Mukmin berbuat jujur, tetapi tidak menjadikannya Mukmin.
- Tukang dusta terkadang berkata jujur.
- Setan selalu berkata dusta.
- Setan dapat mengubah bentuk sehingga dapat terlihat.
- Orang yang ditugasi menjaga sesuatu disebut wakil.
- Jin dapat memakan makanan manusia.
- Jin dapat berbicara dengan bahasa manusia.
- Jin suka mencuri dan menipu.
- Keutamaan ayat Kursi dan surah Al-Baqarah.
- Jin mengambil makanan yang tidak disebut padanya nama Allah.
- Seorang pencuri tidak boleh dipotong tangannya jika sebabnya adalah kelaparan.
- Barang curian yang tidak sampai nishab-nya tidak membolehkan memotong tangan pencurinya. Oleh karena itu, Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu melepaskannya sebelum melaporkannya kepada Nabi ﷺ.
- Boleh mengumpulkan zakat fitrah sebelum malam Idulfitri.
- Boleh menerima uzur dan menutupi aib orang yang diperkirakan berbuat jujur.
- Pengetahuan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai keadaan Abu Hurairah dan persetujuannya untuk melepaskannya menunjukkan kefaqihan Abu Hurairah.
- Seorang Mukmin selalu mengasihi dan menyayangi orang yang banyak tanggungannya dan membutuhkan bantuan.
- Seorang Mukmin selalu mencari hikmah yang merupakan barang cariannya, dan seorang Mukmin senantiasa menuntut ilmu yang merupakan kebutuhannya.
Referensi:
Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadhis Shalihin. Cetakan pertama tahun 1430 H. Syaikh Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. 2:219-220.
Sumber : https://rumaysho.com/39323-keajaiban-ayat-kursi-pelajaran-dari-kisah-abu-hurairah-dan-setan.html