Dalam Islam, umur adalah anugerah dari Allah yang harus dimanfaatkan dengan baik. Keberkahan umur bukan hanya tentang panjangnya waktu, tetapi juga tentang nilai dan manfaat dari umur tersebut. Berikut ini adalah kiat-kiat untuk menambah keberkahan umur yang diajarkan dalam Islam:
Pertama: Menjaga Ketaatan dan Menjauhi Maksiat
Keberkahan umur datang dari ketaatan kepada Allah dan menjauhi maksiat. Maksiat dapat menghilangkan keberkahan dalam hidup dan menyebabkan umur terbuang sia-sia. Sebaliknya, ketaatan menjadikan hidup lebih berarti.
Kedua: Berbakti kepada Orang Tua
Berbakti kepada orang tua adalah amalan mulia yang menjamin keberkahan hidup. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, maka hendaklah ia berbakti kepada orang tuanya dan menyambung tali silaturahim.”
(HR. Ahmad)
Berbuat baik kepada orang tua tidak hanya mendatangkan ridha mereka, tetapi juga ridha Allah.
(Baca lebih lanjut di Buletin Muslim.or.id)
Ketiga: Menyambung Silaturahim
Menyambung tali silaturahim merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung silaturahim.” (HR. Bukhari no. 5985; Muslim no. 2557).
Hadits ini menunjukkan hubungan antara kebaikan sosial terhadap kerabat dengan keberkahan duniawi. Dengan menyambung silaturahim, seseorang mendapatkan kelapangan rezeki dan umur yang penuh berkah.
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,
مَنِ اتَّقَى رَبَّهُ، وَوَصَلَ رَحِمَهُ، نُسّىءَ فِي أَجَلِه وَثَرَى مَالَهُ، وَأَحَبَّهُ أَهْلُهُ
“Barang siapa bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturahim, niscaya umurnya diperpanjang, hartanya dilimpahkan, dan keluarganya akan mencintainya.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 58, hasan).
Keempat: Memperbanyak Istighfar
Memohon ampun kepada Allah adalah kunci untuk mendapatkan keberkahan hidup. Allah Ta’ala berfirman:
“Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhan kalian, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Dia akan mengirimkan hujan kepada kalian dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anak kalian…”
(QS. Nuh: 10-12)
Istighfar membersihkan dosa, mendatangkan rezeki, dan menambah keberkahan umur.
(Baca lebih lanjut di Buletin Muslim.or.id)
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Arab-Latin: Wa mā kānallāhu liyu’ażżibahum wa anta fīhim, wa mā kānallāhu mu’ażżibahum wa hum yastagfirụn
Artinya: “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (QS. Al-Anfal: 33)
Dalam Tafsir Al-Muyassar disebutkan, “Dan sekali-kali Allah tidaklah menyiksa kaum musyrikin itu, sedang kamu wahai rasul, masih berada di tengah mereka, dan Allah tidak menyiksa mereka, ketika mereka beristigfar memohon ampunan (kepada Allah) dari dosa-dosa mereka.”
Sumber
Kelima: Memperbanyak Doa
Memohon kepada Allah agar diberikan umur panjang yang penuh keberkahan adalah sunnah. Salah satu doa yang diajarkan adalah:
اللَّهُمَّ أكْثِرْ مَالِي، وَوَلَدِي، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أعْطَيْتَنِي وَأطِلْ حَيَاتِي عَلَى طَاعَتِكَ، وَأحْسِنْ عَمَلِي وَاغْفِرْ لِي
ALLOOHUMMA AK-TSIR MAALII WA WALADII, WA BAARIK LII FIIMAA A’THOYTANII WA ATHIL HAYAATII ‘ALA THOO’ATIK WA AHSIN ‘AMALII WAGH-FIR LII.
Artinya: Ya Allah perbanyaklah hartaku dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau berikan kepadaku. Panjangkanlah umurku dalam ketaatan kepada-Mu, perbaguslah amalku, dan ampunilah dosa-dosaku.
Faedah:
Diriwayatkan dari Imam Al-Bukhari dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendatangi Ummu Sulaim (ibunda Anas). Ketika itu Ummu Sulaim mengatakan bahwa Anas (anaknya) siap menjadi pelayan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau mendoakan Anas dalam urusan akhirat dan dunianya. Di antara doa beliau pada Anas adalah,
اللَّهُمَّ ارْزُقْهُ مَالًا، وَوَلَدًا، وَبَارِكْ لَهُ
“Ya Allah, tambahkanlah rezeki kepadanya berupa harta dan anak, serta berkahilah dia dengan nikmat tersebut.”[1]
Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan Anas dengan doa,
اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ
“Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah rezeki yang engkau karuniakan kepadanya.”[2]
Dalil tentang bolehnya meminta panjang umur (asalkan dimanfaatkan dalam kebaikan) adalah hadits dari ‘Abdurrahman bin Abi Bakrah dari ayahnya (Abu Bakrah) bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah,
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ « مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ ». قَالَ فَأَىُّ النَّاسِ شَرٌّ قَالَ « مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ »
“Wahai Rasulullah, manusia seperti apa yang dikatakan baik?” Beliau menjawab, “Yang panjang umurnya dan baik amalnya.” “Lalu manusia seperti apa yang dikatakan jelek?”, tanya laki-laki tadi. Beliau menjawab, “Yang panjang umurnya namun jelek amalnya.”[3] Yang dimaksud dengan “baik amalnya” adalah apabila amalan tersebut dilakukan dengan ikhlas dan ittiba’ (mengikuti petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).
Namun amat bagus sekali jika doa tersebut diakhiri dengan meminta maghfirah (ampunan) dari Allah setelah meminta urusan duniawi, karena tentu saja maghfirah lebih penting dari hal-hal dunia tadi. Dengan maghfirah dari Allah, seseorang akan mendapatkan keselamatan dan keberuntungan di akhirat. Seharusnya seseorang menjadikan akhirat sebagai maksud utamanya. Dicontohkan dalam doa Nabi Sulaiman ‘alaihis salam berikut ini,
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“Ya Rabbku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi.”[4]
Lihatlah doa Nabi yang mulia ini. Selain meminta anugerah kerajaan, sebelumnya beliau berdoa memohon maghfirah(ampunan) dari Allah. Jika Nabi seperti Sulaiman saja masih memohon maghfirah dari Allah, maka kita yang penuh kekurangan dan seringkali melampaui batas tentu lebih pantas untuk banyak memohon maghfirah (ampunan) dari Allah.
[1] HR. Bukhari, no. 1982; Muslim, no. 660.
[2] HR. Bukhari, no. 6334; Muslim, no. 2480.
[3] HR. Tirmidzi, no. 2330. Beliau mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al-Albani berkata bahwa hadits ini shahih lighairihi.
[4] QS. Shad ayat 35.
Kesimpulan
Keberkahan umur adalah anugerah yang dapat diraih dengan menjaga hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia. Dengan menyambung silaturahim, memperbanyak istighfar, bersedekah, berbakti kepada orang tua, memperbanyak doa, dan menjaga ketaatan, insya Allah umur kita akan diberkahi dan penuh manfaat. Mari kita amalkan kiat-kiat ini untuk meraih ridha Allah dan keberkahan dalam hidup.
Muhammad Abduh Tuasikal
Sumber : https://rumaysho.com/39410-ingin-umur-panjang-dan-berkah-amalkan-6-hal-ini.html